Kisah Airbnb<\/a> bermula dari sebuah apartemen di Rausch Street, San Fransisco. Joe Gebbia, yang sejak awal menempati apartemen tersebut, merasa kebingungan karena dua orang teman sekamarnya memutuskan untuk pindah karena sang pemilik hendak menaikkan harga sewa. Ia tentu tak sanggup membayar biaya sewa tersebut sendirian.<\/p>\n Kejadian tersebut terjadi pada bulan September 2007. Gebbia akhirnya mengajak teman baiknya semasa kuliah, Brian Chesky, untuk hijrah dari Los Angeles dan menempati apartemen tersebut. Namun setelah Chesky setuju untuk pindah, mereka berdua pun masih merasa kalau biaya yang harus mereka bayarkan terlalu mahal.<\/p>\n Kebetulan, pada bulan Oktober 2007, akan diadakan sebuah konferensi desain yang diadakan oleh International Council of Societies of Industrial Design<\/a> \/ Designer Society of America<\/a> di San Fransisco. Gebbia dan Chesky pun berinisiatif untuk menyewakan apartemen mereka kepada para pengunjung konferensi tersebut.<\/p>\n Siapa sangka ide sederhana tersebut kini telah berkembang menjadi startup<\/em> dengan valuasi US$31 miliar<\/a> (sekitar Rp413 triliun). Berikut ini adalah delapan hal menarik yang terjadi di balik perjalanan Airbnb menurut editor Forbes<\/em> Leigh Gallagher dalam buku The Airbnb Story<\/em>.<\/p>\nTamu yang berada dalam slide<\/em> presentasi<\/h3>\n