Dua Hal Krusial yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Mulai “Bakar-Bakar” Uang
Ikhtisar
- Unit Economics pada dasarnya adalah perhitungan ekonomis yang diupayakan untuk menambahkan satu pelanggan tetap ke dalam layanan yang kita punya.
- Ada dua metrik pada Unit Economics: Customer Acquisition Cost (CAC) besarnya biaya atau modal untuk memperoleh pelanggan dan Lifetime Value (LTV) yang mengacu kepada berapa kapasitas uang milik pelanggan.
Founder sekaligus CEO Jurnal.id Daniel Witono, berbagi pengalamannya mendirikan startup penyedia platform akuntansi berbasis online tersebut. Daniel menekankan pentingnya mengulik Unit Economics yang efisien dalam merintis sebuah usaha berbasis digital.
Apa itu Unit Economics?
Daniel menjelaskan bahwa Unit Economics pada dasarnya adalah perhitungan ekonomis yang diupayakan untuk menambahkan satu pelanggan tetap ke dalam layanan yang kita punya. Unit Economics sendiri telah menjadi jargon yang cukup kuat dalam pengembangan startup, terutama dalam segi bisnis sehingga kerap dikaitkan dengan pendapatan dan biaya terhadap perolehan satu pelanggan (atau unit).
Meski dianggap sebagai satu kesatuan, Unit Economics sebetulnya terdiri dari dua metrik perhitungan. Pertama adalah Customer Acquisition Cost (atau CAC) dan kedua adalah Lifetime Value atau yang disingkat dengan nama LTV.
- Customer Acquisition Cost (CAC) sendiri adalah berapa besar biaya atau modal untuk memperoleh pelanggan. CAC mencakup biaya penjualan dan pemasaran, termasuk gaji tenaga penjual dan tenaga pemasar yang kamu punya.
- Lifetime Value (LTV) mengacu kepada berapa kapasitas uang milik pelanggan yang diharapkan bakal dipakai untuk berbelanja produk atau layanan kamu.
Daniel menjelaskan bahwa keduanya merupakan indikator yang perlu diperhatikan oleh pelaku startup untuk mencapai kondisi perusahaan yang sehat. Tak hanya itu saja, peran keduanya juga penting dalam menentukan seberapa tangguh modal “bakar-bakar uang” kamu untuk mencapai potensi pasar yang optimal.
Bagian dari profit yang melengkapi aktivitas pemasaran startup
Sebagai startup yang menyediakan layanan software as a service (SaaS), Daniel menyadari betapa perlunya memperhatikan kedua variabel Unit Economics tadi agar operasional perusahaannya dapat terus tumbuh dan sustainable dari waktu ke waktu. Untuk itu ia pun membeberkan apa saja unit dari masing-masing variabel CAC dan LVT yang selama ini menjadi pokok bagi pengembangan Jurnal. Beberapa variabel tersebut antara lain.
- CAC: Umumnya mencakup biaya yang dikeluarkan oleh tim marketing Jurnal, meliputi biaya beriklan, telemarketing, serta biaya penyediaan demonstrasi produk kepada calon konsumen
- LTV: dalam layanan produk SAS, Daniel menjelaskan bahwa metrik LVT mereka dihitung dari kalkulasi seberapa lama konsumen tertarik untuk menggunakan jasa mereka. Angka ini diperoleh dari kalkulasi dari berapa rata-rata pendapatan bulanan per pelanggan yang kemudian dibagi dengan data churn rate atau jumlah pelanggan yang meninggalkan layanan tersebut.
Daniel mengungkapkan bahwa dua indikator ini bisa dimanfaatkan agar saling melengkapi supaya kamu bisa mencapai titik BEP lebih cepat. Untuk itu, Daniel memberikan kiat praktis soal bagaimana memanfaatkan LTV sebagai “bahan bakar cadangan” CAC untuk memutar dan memasarkan produk kamu ke calon konsumen berikutnya.
Kamu bisa memutar proses pemasaran produkmu dengan menghitung seberapa sering pelanggan mengunjungimu dan berbelanja produk kamu. Anggaplah estimasi perhitungan gross margin kamu mencapai 40% dari perhitungan LTV US$800 ribu (sekitar Rp10,8 miliar). Ini artinya, kamu memiliki US$320 ribu (sekitar Rp4,32 miliar) untuk digunakan sebagai bahan bakar pemasaran
Daniel menjelaskan bahwa mengetahui masa pakai pelanggan (LTVT) dan biaya akuisisi (CAC) sangatlah berguna bagi bisnis yang mengharuskan startup untuk memasarkan kembali produk atau layanan mereka supaya ada “regenerasi” konsumen yang berkelanjutan.
Tak hanya itu saja, kedua indikator dalam Unit Economy tersebut kerap menjadi patokan investor untuk menilai apakah sebuah startup mempunyai potensi bisnis yang bagus, atau justru sebaliknya. Namun di lapangan tak sedikit startup yang terlalu berfokus kepada variabel CAC sehingga terfokus untuk lebih bakar-bakar duit modal ketimbang memperhatikan seberapa dampaknya terhadap LVT konsumen yang mereka gapai.
“Seandainya perhitungan CAC perusahaan kamu terlalu tinggi dibandingkan LVT, bisa jadi bisnis yang kamu geluti tidak scalable sehingga bisa menyebabkan pailit di kemudian hari,” tandas Daniel.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
The post Dua Hal Krusial yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Mulai “Bakar-Bakar” Uang appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: TechinAsia