Bagaimana Kondisi dan Tantangan yang Dihadapi Para Perempuan di Dunia Teknologi Tanah Air?
Ikhtisar
- Menurut survei WonderTech, hanya lima belas persen yang menganggap adanya kesulitan bagi perempuan untuk masuk ke sebuah perusahaan teknologi.
- Banyak perempuan yang mengaku kesulitan mengembangkan karier di ranah ini.
Bila kita bandingkan, jumlah perempuan yang mengisi posisi penting seperti C-Level, Vice President, hingga Head di perusahaan-perusahaan teknologi dunia, masih jauh tertinggal dibanding kaum pria. Menurut VP GO-JEK Dayu Dara Permata, hal yang sama pun terjadi di Indonesia.
Itulah mengapa ia dan beberapa tokoh startup lain seperti Khailee Ng (Managing Partner 500 Startups), David Soukhasing (ANGIN), Sandhya Devanathan (Country Director Facebook), Florian Holm (Co-CEO Lazada), Stephanie Alicia (Lazada), dan Aurora Nia (Senior Legal Counsel Zalora) memutuskan untuk membuat sebuah inisiatif yang bernama WonderTech, demi mendorong kiprah perempuan di dunia teknologi.
Pada tanggal 20 Juli 2017 kemarin, mereka pun mengadakan sebuah forum diskusi untuk membahas tentang kondisi para perempuan di dunia teknologi tanah air saat ini, dan bagaimana kondisi tersebut bisa berubah. Berikut ini rangkuman dari hasil diskusi tersebut.
Bagaimana kehidupan perempuan di dunia teknologi?
Sebelum acara dimulai, WonderTech telah terlebih dahulu mengadakan survei kepada seratus dua perempuan yang bekerja di dunia teknologi tanah air. Hasilnya, hanya lima belas persen yang menganggap kalau ada kesulitan bagi perempuan untuk masuk ke sebuah perusahaan teknologi.
Namun ketika mereka telah bekerja di dalam perusahaan tersebut, mulai banyak yang mengalami kesulitan untuk mengembangkan karier, hingga mencapai posisi C-Level. Beberapa mengeluhkan kurangnya sosok panutan (role model) di dunia teknologi tanah air.
Namun dunia teknologi sebenarnya tidak selalu ‘jahat’. Country Head Facebook Indonesia Sri Widowati mengatakan bahwa sebenarnya perusahaan teknologi dan startup merupakan tempat yang cocok untuk para perempuan, terutama karena jam kerja yang fleksibel. Beberapa bahkan mengizinkan karyawannya untuk bekerja remote tanpa harus hadir di kantor.
“Hal ini jelas memudahkan bagi para ibu yang ingin mempunyai waktu lebih banyak dengan anak dan keluarga,” tutur Sri.
Bagaimana seharusnya peran suami dalam mendukung karier istri?
CEO Female Daily Hanifa Ambadar menceritakan bagaimana ia bisa terus memimpin startup yang ia bangun hingga sekarang berkat pengertian sang suami. Hal tersebut semakin mudah karena sang suami pun turut bekerja di dunia teknologi.
“Ketika dia kemudian menjadi entrepreneur, ia pun makin mengerti lagi tentang kesibukan saya. Sehingga tidak ada lagi pertanyaan ketika tiba-tiba saya membuka laptop di malam hari,” jelas Hanifa.
Lalu bagaimana kalau sang suami tidak bekerja di bidang yang sama? Menurut Shinta Kamdani, CEO Sintesa Group, itulah pentingnya edukasi dari para perempuan kepada pria tentang kesibukan yang tengah mereka hadapi, dan bagaimana sebaiknya sang pria harus bersikap.
“Bahkan kalau perlu dibuat perjanjian, misalnya seminggu sekali sang suami yang harus mengantar anak-anak ke sekolah,” tutur Shinta.
Bagaimana cara mencegah pelecehan seksual secara verbal dari kaum pria?
Beberapa minggu terakhir, dunia teknologi di Amerika Serikat hingga Asia Tenggara digemparkan oleh kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh para investor modal ventura (VC). Untuk mencegah hal tersebut, Managing Director Endeavour Indonesia Sati Rasuanto menekankan pentingnya para perempuan untuk mengerti hal seperti apa yang disebut pelecehan dan mana yang tidak.
“Hal ini berbeda-beda di masing-masing negara. Apa yang dianggap pelecehan oleh masyarakat Indonesia, mungkin akan dianggap biasa saja oleh orang di luar Indonesia,” ujar Sati.
Menurut Sri Widowati, beberapa pria yang melakukan pelecehan, terutama yang berbentuk verbal, sebenarnya tidak mengetahui kalau mereka tengah melakukan pelecehan. Oleh karena itu, ada baiknya perempuan yang mengalami hal tersebut langsung memberikan peringatan. Hal ini bertujuan agar ia tidak melakukan hal yang sama ke orang lain.
“Semakin sering kita melakukan hal tersebut, maka akan semakin baik,” jelas Sri.
Apa yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan peran perempuan di dunia teknologi?
Menurut Shinta Kamdani, banyak perempuan yang bekerja di posisi rendah, yang cenderung enggan untuk mengungkap keluhan-keluhan pribadi mereka. Oleh karena itu, perlu ada sebuah mekanisme khusus di perusahaan yang memungkinkan mereka untuk bisa berbicara dengan terbuka.
Hal ini pun diamini oleh Sri Widowati. Menurutnya, apabila seorang perempuan berhasil meraih posisi yang lebih tinggi di sebuah perusahaan, maka ia harus semakin aktif untuk membantu perempuan lain yang berada di posisi lebih rendah.
“Kita harus membuat semacam ruang agar para perempuan tersebut bisa berkembang, jelas Sri.
(Diedit oleh Septa Mellina)
The post Bagaimana Kondisi dan Tantangan yang Dihadapi Para Perempuan di Dunia Teknologi Tanah Air? appeared first on Tech in Asia Indonesia.
Source: TechinAsia