skip to Main Content
Bagaimana Saya Bisa Menjadi Desainer Produk Di Bukalapak Pada Usia 18 Tahun

Bagaimana Saya Bisa Menjadi Desainer Produk di Bukalapak pada Usia 18 Tahun

Ini adalah cerita tentang bagaimana saya memulai karier sebagai seorang desainer produk di salah satu tim desain produk terbesar di Indonesia, terlepas dari berbagai hambatan. Saya menulis ini sebagai bukti, bahwa dengan kesungguhan dan kerja keras, segalanya bisa menjadi mungkin!

Tidak perlu tinggal di Jakarta untuk menjadi desainer

Saya tumbuh besar di Purwokerto, sebuah kota kecil di Jawa Tengah.

Banyak calon desainer mengeluh tentang kesulitan mereka mengembangkan kemampuan, apabila tidak tinggal di kota besar. Hal ini memang benar: Tidak ada satu pun pertemuan yang membahas desain atau User Experience (UX) di kota saya yang sepi (apalagi komunitas UX).

Namun hal tersebut tidak menghentikan saya.

Hal pertama yang saya lakukan adalah mencari mentor. Saya mencoba menghubungi beberapa desainer lewat Dribbble, Facebook, dan Instagram. Saya bertanya kesediaan mereka menjadi mentor saya.

Ketika saya berkunjung ke kota besar, saya pun memanfaatkan waktu untuk datang ke beberapa studio desain. Misalnya ketika saya berada di Yogyakarta, saya menyempatkan diri untuk singgah di Sebo, Omnicreativora, Paperpillar, dan Oww. Di sana, saya bertemu banyak desainer senior, bertanya banyak hal kepada mereka, dan mulai membangun jaringan.

Saya juga aktif mengikuti berbagai kompetisi desain dan pembuatan produk teknologi. Di acara tersebut, saya bertemu orang-orang dengan minat yang sama, dan mendapatkan banyak wawasan baru.

Bukalapak Product Design 2

Panggih Giri Samudra (kedua dari kanan)

Jadi, bila kamu tidak tinggal di Jakarta, Bandung, atau Surabaya, jangan menyerah.

Jadilah kreatif! Bukankah kamu adalah seorang desainer?

Panggih Giri Samudra,
Desainer Produk Bukalapak

Akan selalu ada cara untuk mencari komunitas desain di seluruh dunia, dan belajar dari mereka. Kamu bahkan bisa membuat sebuah komunitas di kota kamu!

Manfaatkan apa yang kamu punya

Di zaman sekarang, meski kamu tidak mengenyam pendidikan formal di sekolah desain, ada banyak materi gratis tentang desain dan UX di dunia maya. Berikut ini adalah beberapa situs yang sering saya kunjungi:

Saya juga mengumpulkan inspirasi dari berbagai desainer dengan cara melihat karya mereka di DribbbleBehanceAwwwards, dan Uplabs. Kemudian saya mencoba meniru mereka, dan mengembangkan kemampuan saya.

Mengasah keterampilan desain

Di SMA saya, tidak ada mata pelajaran arsitektur informasi dan guru yang bisa menjadi teman bertukar pikiran mengenai topik tersebut. Meski begitu, saya akhirnya bisa mengasah kemampuan desain saya dengan cara efektif sekaligus produktif: yaitu dengan langsung mengerjakan proyek desain.

Memang benar, mempunyai mentor bisa membuat kamu tetap di jalur karier tepat. Membaca artikel desain di internet pun bermanfaat untuk memberi ide-ide baru. Namun tidak ada yang bisa menggantikan manfaat dari mengerjakan pekerjaan desain di dunia nyata.

Saya berlatih dengan cara membuat proyek bohongan. Saya berpura-pura membuat permasalahan desain dari sudut pandang klien, lalu mencoba menyediakan solusi sebagai desainer. Gambar berikut ini adalah salah satu proyek desain bohongan di mana saya membuat desain sebuah marketplace untuk lokakarya dan seminar.

Bukalapak Product Design 3

Saya juga melakukan pekerjaan desain yang sesungguhnya secara freelance, atau mengikuti kompetisi. Saya biasanya menemukan pekerjaan dan kompetisi tersebut dari Topcoder, 99Designs, dan Freelancer.com.

Biasanya, saya tidak menjadi pemenang dari kompetisi yang saya ikuti (meski menurut saya seharusnya saya menang, haha). Namun berbagai kompetisi tersebut bisa membantu saya meningkatkan kemampuan desain dan memahami proyek yang sebenarnya di dunia nyata.

Untuk beberapa kompetisi di mana saya berhasil menjadi pemenang, saya mendapat tambahan uang dan proyek menarik untuk dimasukkan ke dalam daftar portofolio. Selain itu, saya juga mengikuti kompetisi offline dan beberapa hackathon.

Bangun brand pribadi dan aktif di dunia maya

CEO Bukalapak, Achmad Zaky, menawarkan pekerjaan saat saya masih berusia delapan belas tahun. Ia menawarkan pekerjaan bukan karena saya pintar atau memenangkan kompetisi tertentu, namun karena kami saling terhubung di dunia maya. Ia mengenal saya karena brand personal dan aktivitas saya di internet.

Saya biasa menyimpan semua proyek yang saya buat (baik yang sungguhan maupun bohongan) di akun Dribbble. Zaky melihat karya-karya saya, dan mengerti bahwa saya bukan hanya seorang pekerja keras. Saya juga seseorang yang pernah melakukan kesalahan, belajar dari kesalahan tersebut, dan berusaha menjadi lebih baik.

Jika kamu belum membangun brand pribadi dan aktif di dunia maya, lakukan sekarang! Tampilkan karyamu, dan jangan takut menerima kritik. Hal tersebut akan berakibat positif untuk kamu di kemudian hari.

Bukalapak Product Design 4

Kamu ingin menjadi seorang polisi atau tentara?

Ayah saya bekerja sebagai tentara, dan tentu saja ia ingin saya menjadi tentara juga.

“Saya akan mendaftarkan kamu untuk menjadi tentara, mau kan? Jika tidak, bagaimana kalau kamu menjadi polisi?” ujarnya suatu hari. Kata-kata tersebut lebih terdengar sebagai perintah daripada pertanyaan.

Saya tahu ia hanya ingin yang terbaik untuk saya, namun ini adalah mimpi miliknya, bukan saya.

Saya memilih untuk tetap pada pendirian saya. Saya mencintai dunia desain, dan ingin menjadi seorang desainer. Tidak mudah untuk mengatakan hal tersebut pada ayah saya, namun saya senang ia bisa menghormati pilihan saya. Pada akhirnya, ia menghargai kesungguhan saya untuk tetap memilih karier sebagai desainer.

Jujur kepada diri saya sendiri tentang mimpi yang ingin saya raih, merupakan hal yang terpenting dalam hidup saya.


Dan di sinilah saya sekarang! Saya telah bekerja di Bukalapak selama tiga bulan. Saya telah menghadapi proyek, rekan kerja, dan pengalaman yang menarik.

Hal yang paling saya suka di sini adalah budaya menghargai seseorang berdasarkan prestasi mereka. Orang-orang tidak memandang rendah saya karena usia yang muda atau tidak punya gelar sarjana. Namun mereka menilai berdasarkan karakter dan hasil kerja saya; ide terbaik selalu menang.

Bukalapak Product Design 5

Saya harap cerita dan beberapa saran saya ini bisa mengingatkan kamu bahwa akan selalu ada cara untuk meraih cita-cita. Kamu tidak perlu masuk ke sekolah desain, tinggal di kota besar, atau mempunyai sertifikat UX untuk bisa berhasil di dunia desain. Jika kamu memiliki semangat, teruslah bekerja keras dan jangan menyerah untuk mencapai apa yang kamu inginkan.

(Artikel ini pertama kali dipublikasikan dalam Bahasa Inggris. Isi di dalamnya telah diterjemahkan dan dimodifikasi oleh Aditya Hadi Pratama sesuai dengan standar editorial Tech in Asia Indonesia. Diedit oleh Fairuz Rana Ulfah)

This post Bagaimana Saya Bisa Menjadi Desainer Produk di Bukalapak pada Usia 18 Tahun appeared first on Tech in Asia.

The post Bagaimana Saya Bisa Menjadi Desainer Produk di Bukalapak pada Usia 18 Tahun appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Source: TechinAsia

Back To Top